Kamis, 11 Oktober 2012

Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD Akan Dihapus

JAKARTA (Pos Kota) -  Mata pelajaran Bahasa Inggris tidak boleh diajarkan pada jenjang Sekolah Dasar (SD).  Tujuannya agar  siswa dapat lebih mencintai dan menghargai budaya Indonesia serta menumbuhkan rasa nasionalisme.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan (Wamendikbud), Musliar Kasim (rizal)
“Di SD, tidak ada pendidikan mata pelajaran Bahasa Inggris, khususnya untuk sekolah negeri. Bahasa Indonesia saja para siswa belum tentu memahami,” ujar Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan (Wamendikbud), Musliar Kasim dalam acara Training of Trainer Pembangunan Karakter Bangsa kepada  seratus Guru dan Kepala Sekolah se-DKI Jakarta, di  Hotel Park, Jakarta,  Rabu (10/10)
Saat ini masih banyak SD yang menerapkan mata palajaran Bahasa Inggris, baik di sekolah swasta maupun sekolah negeri. Meskipun, pelajaran Bahasa Inggris di SD merupakan mata pelajaran muatan lokal.
Menurutnya, Bahasa Inggris bukan sesuatu yang sulit untuk dipelajari. Jika pelajaran tersebut diterapkan di SD, dikhawatirkan akan menambah beban belajar para siswa. Mengingat banyak jumlah mata pelajaran yang harus di ampu oleh siswa SD saat ini.
“Sekolah harus mengikuti ini. Tapi, kalau mau menambahkan, itu persoalan lain. Yang jelas, kalau sekolah negeri tidak boleh. Kasihan anak-anaknya,” ungkapnya.
Terkait dengan perubahan kurikulum, khususnya untuk SD, dijelaskan bahwa IPA dan IPS nantinya tidak akan muncul sebagai mata pelajaran. Nantinya, pelajaran tentang ilmu pengetahuan tersebut akan diintergrasikan kedalam semua mata pelajaran.
“Semua yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan itu bisa dimasukkan kedalam semua mata pelajaran, misalnya Bahasa Indonesia dan Agama. Dengan demikian, pembelajaran dan pengetahuan yang didapat oleh siswa akan lebih hidup,” ungkap Musliar.
Pasalnya, sambung dia, ilmu pengetahuan yang dibutuhkan oleh para siswa SD tersebut belum mendalam. “Yang terpenting untuk anak SD itu adalah calistung, sedangkan untuk ilmu pengetahuan itu tidak perlu terlalu mendalam,” kata mantan Rektor Universitas Andalas itu.
Kedepan akan  terdapat enam pelajaran yang akan dipertahankan pada jenjang SD, yakni, Agama, Matematika, PKn, Bahasa Indonesia, Seni Budaya, dan Penjaskes. Sedangkan untuk ilmu pengetahuan, masih dilakukan pembahasan oleh tim perumus kurikulum.
“Karena masih didiskusikan. Ada yang berpendapat bahwa bisa diintergrasikan, tapi ada yang berpendapat bahwa ilmu pengetahuan itu perlu dipertahankan,” ungkapnya
Tujuan dari perombakan kurikulum tersebut adalah untuk memberikan waktu dan kesempatan bagi peserta didik untuk membangun diri dan karakter. “Kalau sekarang kan sudah terlalu banyak palajaran, dan pekerjaan rumah yang justru membosankan, sehingga anak tidak memiliki waktu untuk mengembangkan diri,” ujar Musliar. (rizal/dms)

0 komentar:

Posting Komentar